imkj

Jumat, 23 Januari 2009

puluhan ribu penduduk jambi masih buta huruf

Jambi-RoL-- Puluhan ribu penduduk Jambi usia produktif 15-44 tahun masih ditemukan buta huruf atau tidak bisa membaca dan menulis.

Meski penduduk Jambi yang buta huruf setiap tahun menurun, namun untuk membebaskan buta huruf memerlukan kerja keras, kata Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jambi, Rahmad Derita di Jambi, Selasa.

Provinsi Jambi dengan jumlah penduduk 2,7 juta jiwa itu, pada 2006 usia 15-44 tahun sebanyak 27.430 orang masih buta huruf dan pada 2007 menurun menjadi 20.723 orang.

Namun Jambi patut bersyukur karena dalam aspek pendidikan telah terjadi peningkatan Angka Partisipasi Kasar (APK) pada semua jenjang pendidikan.

Misalnya pendidikan SD/MI dari 109,14 persen menjadi 114,39 persen pada tahun 2007, SLTP/MTs juga meningkat 92,78 persen dari 88,57 persen, dan SLTA/MAN dari 36,09 persen menjadi 62,58 persen.

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Jambi dengan menekan buta huruf, anak putus sekolah SD dan SMP yang juga mencapai puluhan ribu atau pada 2007 anak putus sekolah SMP tercatat hampir 24.000 orang, pada 2008 akan mencanangkan program wajib belajar (Wajar) 12 tahun.

Program Wajar 12 tahun perlu diwujudkan asal mendapat dukungan semua pihak, terutama dukungan dana dari pemerintah pusat dan kabupaten/kota.

Sebab itu membutuhkan dana mencapai puluhan miliar misalnya memberikan bea siswa bagi anak putus sekolah melalui program dana biaya operasional sekolah (BOS), membangun sarana dan prasarana fisik bangun sekolah

virus lokal yang ngetop

Siapa sih yang tidak geram dengan virus, ketika kita sedang asyik-asyiknya mengerjakan tugas kuliah atau tugas sekolah tiba-tiba saja virus itu datang menghampiri komputer kita, otomatis kita yang punya komputer jadi jengkel. Virus bisa menginfeksi komputer bisa dengan beberapa media, diantaranya: bisa melalui flashdisk, internet, disket (bagi yang masih pake), dan media lainnya. Namun kalau dirunut penyebab utamanya, flashdisk dinilai menjadi media paling berpengaruh dalam penyebaran virus ini. Tapi tenang jangan khawatir, karena teknologi anti virus zaman sekarang sudah canggih kok. Banyak anti virus yang bisa anda gunakan seperti: Kaspersky (anti virus idola saya), MCAV, Norton Anti Virus, AVG, dll. Anti virus tadi bisa anda download, silakan cari di google sudah banyak kok update-an anti virus terbaru yang bisa di download.

Ok, mekanisme penyebaran virus dan beberapa anti virus ampuh sudah kita bahas. Lalu virus-virus lokal apa sih yang sedang nge-trend sekarang ini?. Virus-virus yang sedang nge-trend sekarang ini sepertinya tidak akan jauh berbeda dengan virus-virus pada bulan desember tahun lalu (2008).

Menurut versi Virus Indonesia, Top 10 Virus untuk bulan desember 2008 adalah sebagai berikut:

1. Malingsi

Virus Malingsi menyerang virus lain.Virus bertubuh gemuk dengan ukuran 705.312 bytes ini dibuat menggunakan Visual Basic yang di-pack menggunakan PECompact. Sepertinya virus ini ditujukan untuk menyerang virus lain, ini terlihat dari pesan yang ada di tubuhnya. Virus ini berkembang biak dan menyebar menggunakan perantara mIRC, yang bertindak sebagai Bot.

2. Autoit varian

Kebanyakan varian Autoit menggunakan icon folder dalam penyamarannya.Ciri khas virus yang satu ini adalah dibuat menggunakan program automation scripting. Yang jika di compile menjadi sebuah file executable, yang juga di-pack menggunakan UPX. Dan hampir 90% virus autoit beserta semua varian yang kami miliki, menggunakan icon mirip folder dalam penyamarannya. Virus ini juga biasanya akan membuat sebuah file autorun.inf pada saat menyerang disk drive ataupun flash drive.

3. Doremi

Isi file teks yang hadir satu paket bersama file virus.Dalam database virus yang kami miliki, kami telah menemukan 4 varian dari virus ini yakni Doremi.A, B, C dan D. Ketiganya hampir tidak memiliki perbedaan dari segi coding. Varian A menggunakan icon mirip PCMAV, B dan C menggunakan icon yang mirip sebuah gambar kunci, dan varian D menggunakan icon bergambar kaca pembesar. Kesemuanya menggunakan teknik social engineering, agar seolah-olah seperti layaknya sebuah file program biasa. File virus yang dibuat menggunakan Visual Basic ini sepertinya memang sengaja ditaruh di internet untuk mengelabui user yang men-download-nya. Tidak ada teknik briliant yang ia terapkan, tapi pembuatnya telah menyediakan rutin jahat yang bertindak di tanggal tertentu, seperti tanggal 14 atau 8. Apa yang terjadi? Ia akan mencoba menghapus semua data yang ada di harddisk tanpa sepengetahuan user. Disaat komputer restart, yang tampil hanyalah “NTLDR is missing”. Bersamaan dengan file virus, biasanya Anda juga akan dapat menemukan sebuah file teks dengan nama Do-Re-Mi.txt yang isinya: “by Midnight Joker”.

4. Formalin

File properties virus Formalin.Pada update kali ini sudah dikenal 2 varian dari virus Formalin. Icon yang digunakan oleh virus ini menyerupai layaknya folder, dan ia dibuat menggunakan Visual Basic. Pada Formalin.D, ukuran filenya sebesar 18.432 bytes, dengan kondisi di-pack menggunakan UPX. Virus ini menciptakan folder “samaran” dengan nama seperti Bocoran soal UAN dan UAS, My Completed Downloads, Wallpaper Picture, Crack Program, Jgn dibuka !!!, Nitip Data (jgn dihapus), dan lain sebagainya. Pada komputer terinfeksi, caption di Internet Explorer akan berubah menjadi “Your computer has been infected virus Formalin”. Ia juga mencoba untuk melumpuhkan “safe-mode” dengan cara menghapus beberapa registry terkait. Dan pada file properties sang virus, di bagian description milik version information akan ada tulisan seperti “Kasian dch loe”.

5. Purwo.B

Menyamar menggunakan icon mirip dokumen MsWord.Dibuat menggunakan Visual Basic, dengan badan berukuran sekitar 36KB, murni tanpa di-pack.Saat menginfeksi ia menciptakan sebuah folder dengan nama “Purwokerto Under Cover” yang diberi attribut hidden, dan sebuah file bernama “PurwokertoKotaSatria.exe” pada setiap drive yang ia temukan. Di dalam folder C:\Windows\System32\system juga ada file windows.exe, dan di C:\Windows\Shell\services.exe.

6. Plolonk

Plolonk mengubah wallpaper komputer terinfeksi.Virus produksi lokal yang satu ini dibuat menggunakan Visual Basic, dengan ukuran sebesar 67.072 byte dengan kondisi di-packscramble. Di registry, ia menciptakan item run baru di HKLM, dengan nama service yang menunjuk pada salah satu file induknya yang ada di direktori Windows dengan nama dllhost.exe. Selain itu, pada direktori tersebut dapat ditemukan pula sebuah file gambar yang akan dijadikan wallpaper olehnya dengan nama Pl0Lonx.jpg. Jadi pada komputer terinfeksi, wallpaper desktop dari komputer tersebut akan ia ubah menjadi gambar bertemakan “Linux SuSE”. Selain itu, untuk dapat aktif otomatis, ia juga menempatkan dirinya pada folder StartUp dengan nama Empty.pif. yang kemungkinan besar menggunakan UPX yang di-

7. Recycler varian

File virus bersembunyi dibalik Recycle Bin palsu.Yang menjadi ciri khas dari virus ini adalah teknik bagaimana ia menyebar. Dari semua varian yang kami miliki, cara yang dilakukannya adalah sama, yakni menyamar seperti layaknya Recycle Bin. Contohnya disaat virus ini menyerang flash disk. Di flash disk korban akan terdapat folder dengan nama Recycler yang di dalamnya terdapat folder yang menggunakan nama alpha numeric contohnya “S-1-5-21-1482476501-1644491937-682003330-1013″ dengan icon mirip dengan icon Recycle Bin. Jika folder ini di-klik atau diakses dari Explorer, file virus tidak akan nampak. Untuk melihatnya, Anda bisa masuk ke command prompt dengan perintah “dir /a”.

8. Buxto varian

Pesan dari virus Buxto.Virus ini dibuat menggunakan Visual basic. Pada salah satu variannya, seperti contohnya Buxto.C, ia memiliki ukuran tubuh sebesar 266.240 bytes, tanpa di-pack. Icon virus ini menyerupai icon aplikasi browser Mozilla Firefox. Virus ini dikenal dapat membuat autorun di setiap drive yang ia temui untuk dapat menyebar. Dan satu hal, pesan yang disampaikan oleh virus ini cukup nyeleneh, seperti layaknya sebuah pesan iklan.

9. Minerva

Minerva mengalihkan perhatian user dengan memberikan games.Virus berukuran sekitar 340.981 bytes untuk Minerva.A dan 347.965 bytes untuk Minerva.B ini menggunakan tipuan sebagai flash games, dengan menggunakan icon yang mirip standar file flash. Jika user tergoda, dan tanpa sengaja mengaktifkan virus ini, yang muncul memang sebuah games. Dan games nya acak, bisa Mario Bros, Single Puzzle Hangman, atau yang lainnya. Ia memang menyimpan beberapa games pada tubuhnya. Yang tentunya ia lakukan untuk mengalihkan perhatian, padahal disatu sisi virus itu telah merasuki komputer sang korban, disaat user sedang asik memainkan games-nya. Virus ini mencoba masuk, dan me-registerrunning sebagai services. Anda pun bisa menemukan file induknya dengan mudah pada folder StartUp dengan nama minerva.com. So, hati-hati jika mendapatkan file games berbentuk flash games, periksa terlebih dahulu. dirinya pada HKLM\System\CurrentControlSet\Services dengan nama Minerva, berharap bisa

10. Windx-Maxtrox

Tampilan wallpaper desktop setelah diubah oleh virus Windx-Maxtrox.Virus yang dibuat dengan Visual Basic ini memiliki ukuran tubuh asli sekitar 77Kb, tanpa di-pack. Virus yang diduga kuat berasal dari daerah Sulawesi Utara ini memiliki kemampuan infeksi file executable. Tepatnya, ia akan menginfeksi program yang ada di direktori Program Files. Teknik infeksi yang cukup cerdik ia terapkan untuk menghindari pendeteksian engine heuristic dari antivirus. Ciri khas yang dapat dikenali pada komputer terinfeksi adalah berubahnya gambar wallpaper dari desktop menjadi gambar animasi.

suku anak dalam (kubu)

SUKU ANAK DALAM (KUBU)

Oleh WANDRI NOTOSUSANTO.S.Pt
-
(Artikel ini adalah bagian dari tulisan panjang tentang Orang Rimba atau lebih dikenal dengan sebutan Suku Anak Dalam di Taman Nasional Bukit Duabelas, Jambi. Secara keseluruhan, artikel mengenai Orang Rimba bisa Anda temukan secara terpisah dalam rangkaian situs psikologi online)
-

Menurut sebagian ahli, Orang Rimba dan Orang Melayu memiliki nenek moyang yang sama. Hal itu dilihat dari kemiripan budaya, bahasa, dan rupa fisik. Namun demikian asal dari nenek moyang orang Melayu dan Orang Rimba belum disepakati secara tegas oleh para ahli. Sampai saat ini masih terjadi perbedaan pendapat mengenai daerah asal usul nenek moyang orang Melayu dan Orang Rimba. Diperkirakan keberadaan Orang Rimba di pulau Sumatera dimulai sekitar 4000 tahun sebelum masehi, bersamaan dengan kedatangan kelompok manusia dari benua Asia, yakni dari daerah Yunan yang termasuk di dalam wilayah Cina Selatan. Mereka dikenal sebagai Melayu Tua atau Proto Melayu yang memiliki peradaban sangat sederhana. Menurut sebagian ahli, ras inilah yang menurunkan Orang Rimba.

Gelombang kedua kedatangan nenek moyang orang Melayu terjadi sekitar tahun 2500 sebelum masehi. Mereka diperkirakan datang dari daerah Dongson di sebelah utara Vietnam. Dimungkinkan mereka membawa teknologi dan keterampilan yang lebih canggih dibandingkan kelompok yang datang dari daerah Yunan. Di pulau Sumatera kedua kelompok bertemu dan bercampur melahirkan ras Deutro-Melayu. Menurut perkiraan sebagian ahli yang lain, ras Deutro-Melayu yang melahirkan Orang Melayu dan Orang Rimba.

Sejak ratusan tahun lalu, paling tidak sejak tahun 1500-an sesuai catatan para penjelajah eropa, Orang Rimba telah melakukan hubungan dagang dan menjalin hubungan kekuasaan dengan kerajaan Jambi. Orang Rimba membayar upeti (jajah) kepada kerajaan berupa barang yang bisa didagangkan dan hasil kerajinan agar keberadaan Orang Rimba diakui dan tidak diusik. Pada akhir abad 19 ketika masa pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia sedang kokohnya, banyak pejabat pemerintahan yang membuat catatan mengenai Jambi, khususnya mengenai keberadaan Orang Rimba yang saat itu disebut dengan Orang Kubu. Menurut sebagian catatan itu diceritakan bahwa Orang Kubu (termasuk Orang Rimba) adalah orang-orang yang mengalami tekanan kehidupan yang sangat keras dari Orang Melayu. Banyak Orang Kubu ditangkap orang Melayu untuk dijadikan budak. Oleh karena itulah Orang Rimba berupaya menjalin hubungan baik dengan pihak kerajaan agar aman.

Mitos riwayat asal muasal Orang Rimba memiliki beberapa versi yang berbeda. Namun demikian hampir seluruh versi itu sama-sama mengklaim bahwa pada awalnya Orang Rimba dan orang Melayu merupakan satu kelompok yang sama. Salah satu versi menyebutkan bahwa pada abad ke 11, di Jambi telah berdiri kerajaan maritim Sriwijaya yang menguasai sebagian selat Malaka dan memiliki hubungan internasional. Pada tahun 1025, kerajaan Chola dari India Selatan menaklukan Sriwijaya dan menguasainya. Pada saat itu, sebagian penduduk Sriwijaya yang tidak mau dikuasai orang asing berpindah ke hutan dan seterusnya hidup di hutan. Mereka ini disebut Orang Kubu, yang salah satu variasinya adalah Orang Rimba. Istilah kubu dimungkinkan bermakna benteng, yang bisa diartikan sebagai membangun benteng dengan mendirikan komunitas baru di daerah terpencil dan jauh di pedalaman hutan.

Riwayat lain mengkisahkan bahwa konon pada waktu lampau, raja Pagaruyung, yakni Daulat Yang Dipertuan, setelah sholat duduk di atas kura-kura besar yang disangkanya batu di pinggir sungai. Dia bersirih dan membuang sirihnya ke dalam sungai. Sirih tersebut dimakan oleh kura-kura. Setelah memakan sirih yang dibuang sang raja, si kura-kura hamil dan melahirkan anak manusia laki-laki. Kabar bahwa ada kura-kura memiliki anak manusia sampai ke telinga raja. Lalu dipanggillah anak tersebut ke istana. Akhirnya diakuilah anak tersebut sebagai anaknya oleh sang raja. Setelah dewasa, anak tersebut akan dijadikan raja di kota Tujuh, Sembilan Kota, Pitajin Muara Sebo, Sembilan Luruh sampai daerah terpencil Jambi. Namun sebagian penduduk tidak setuju karena anak tersebut adalah anak kura-kura. Sebagai bentuk penolakan, mereka menyingkir ke hutan dan hidup disana. Jadilah mereka Orang Rimba.

Menurut cerita lisan yang saya dengar dari beberapa Orang Rimba di TNBD, mereka mengatakan bahwa nenek moyang mereka adalah orang Padang (Minangkabau) di Sumatera Barat. Pada awalnya mereka semua berkampung sampai kedatangan orang Belanda. Karena enggan dikuasai oleh orang asing, mereka melakukan perlawanan. Namun karena tidak kuat melawan maka mereka lari. Sebagian dari mereka lari ke hilir (ke arah laut) dan sebagian ke arah hulu (ke gunung). Mereka yang menyingkir ke hilir menjadi Orang Minangkabau, sedangkan mereka yang menyingkir ke gunung dan hutan menjadi Orang Rimba. Lama kelamaan, karena ingin menghindari orang asing mereka sampai di jambi.

Versi lain mitos asal usul Orang Rimba berkaitan dengan sebuah cerita mengenai Putri Pinang Masak. Konon kabarnya, pada zaman dahulu kala Jambi dipimpin oleh Ratu Putri Selaras Pinang Masak yang berasal dari kerajaan Pagaruyung dari wilayah Sumatera Barat kini. Pada suatu masa, terjadilah pertentangan dengan raja Kayo Hitam yang berkuasa di lautan sampai dengan Muara Sabak (daerah Kuala Tungkal saat ini). Sang ratu merasa kewalahan sehingga ia meminta bantuan ke Pagaruyung. Maka dikirimkanlah serombongan pasukan oleh raja Pagaruyung. Namun belum sampai di Jambi, rombongan pasukan tersebut kehabisan bekal di sekitar wilayah TNBD sekarang. Akhirnya mereka memutuskan untuk menetap di dalam rimba karena apabila kembali ke Pagaruyung akan dihukum, sedangkan bila meneruskan perjalanan sudah tidak memiliki bekal lagi. Mereka juga bersepakat untuk tidak tunduk kepada siapapun, baik kepada raja Pagaruyung maupun ratu Jambi. Merekalah yang kemudian menurunkan Orang Rimba.

Dari salah seorang Orang Rimba Makekal, didapat cerita mengenai Bujang Perantau sebagai nenek moyang Orang Rimba. Diceritakan bahwa Bujang Perantau berasal dari Pagaruyung. Ia tinggal sendiri di dalam sebuah rumah di dalam hutan. Pada suatu hari ia memperoleh buah gelumpang. Pada malam hari ia bermimpi agar membungkus buah gelumpang dengan kain putih. Oleh bujang perantau mimpi tersebut dilaksanakan. Lalu muncullah putri cantik dari buah gelumpang yang dibungkus. Mereka berdua lalu kawin. Namun karena tidak ada yang mengawinkan maka mereka meniti batang kayu yang melintang diatas sungai. Pada saat kening mereka beradu, maka berarti perkawinan mereka sah. Dari hasil perkawinan mereka lahirlah empat orang anak, yakni Bujang Malapangi, Dewo Tunggal, Putri Gading, dan Putri Pinang masak.

Anak pertama dan terakhir, yakni Bujang Malapangi dan Putri Pinang Masak keluar dari hutan dan kemudian menjadi Orang Terang. Bujang Malapangi berkampung di desa Tana Garo. Putri Pinang Masak berkampung di Tembesi. Sedangkan Dewo Tunggal dan Putri Gading tetap tinggal di dalam hutan, yakni di wilayah hutan bukit Duabelas. Kedua anak dari Bujang Perantau yang tinggal di dalam hutan yang kemudian menurunkan Orang Rimba.

Mitos mengenai asal usul Orang Rimba menceritakan kepada kita setidaknya dua hal penting. Pertama, Orang Rimba mencoba mengaitkan asal-usul mereka dengan orang Melayu. Hal ini merupakan fakta penting. Sangat mungkin kebutuhan akan keberakaran atau asal usul merupakan pendorong terjadinya cerita semacam itu. Ketidakjelasan asal-usul secara psikologis akan menyebabkan kekosongan identitas. Kondisinya mungkin hampir serupa dengan seorang anak yang hidup sendirian dan tidak tahu siapa orangtuanya. Sang anak akan mencari tahu asal-usulnya karena tanpa tahu asal-usul ia merasakan suatu kekosongan identitas. Langkah logis pertama yang akan dilakukannya adalah mengkaitkan dirinya dengan kelompok yang secara fisik mirip dengannya dan paling sering ditemuinya. Apabila ternyata asal-usul orangtuanya tidak dapat ditelusuri lagi, maka biasanya kesadaran akan kelompok sudah cukup. Demikian juga yang terjadi pada Orang Rimba. Paling logis yang dilakukan adalah mengkaitkan riwayat asal-usul dengan orang Melayu yang secara fisik tidak banyak berbeda.

Kedua, sebagian besar cerita mengarah kepada orang Minangkabau, yang merupakan salah satu varian dari orang Melayu sebagai nenek Moyang Orang Rimba. Pengkaitan itu sulit dikatakan sebagai sebuah kebetulan. Tentu ada sebuah kesengajaan adanya mitos tersebut. Sebenarnya lebih masuk akal apabila Orang Rimba mengkaitkan nenek moyang mereka dengan Orang Melayu Jambi, yakni kelompok yang tinggal di dekat mereka dan merupakan kelompok yang paling sering berhubungan dengan mereka. Bahkan mereka pernah secara struktural mengakui keberadaan raja Jambi.

Terlepas benar tidaknya Orang Rimba berasal dari ranah minang dan memiliki nenek moyang orang Minangkabau, tampaknya ada alasan psikologis dibalik penciptaan mitos asal-usul Orang Rimba yang hampir selalu menyebutkan orang Minangkabau sebagai nenek moyang mereka. Mitos itu mungkin diciptakan sebagai perlawanan terhadap tekanan yang dilakukan kelompok Melayu Jambi terhadap Orang Rimba. Pada masa lalu di Jambi terdapat perbudakan. Orang Melayu Jambi mencari budak dengan cara menangkapi Orang Kubu (termasuk Orang Rimba). Setelah ditangkap, Orang Rimba dijadikan budak dan dipaksa melakukan berbagai pekerjaan. Pengalaman tidak menyenangkan yang dialami Orang Rimba tidak hanya itu, mereka juga diharuskan membayar upeti kepada pihak penguasa. Oleh sebab itulah mereka merasa tidak nyaman jika mengkaitkan nenek moyang mereka dengan Orang Melayu Jambi. Maka langkah paling logis adalah mengkaitkan nenek moyang mereka dengan orang Minangkabau, yakni kelompok yang tinggal tidak jauh dari mereka, cukup sering berinteraksi, mirip secara fisik, dan terpenting tidak melakukan tindakan yang tidak menyenangkan.

Minggu, 07 Desember 2008

try out di jambi

hai anak-anak sma di jumpbee, kami dari IMKJ (ikatan mahasiswa kota Jambi) mw mengadakan Tryout spmb di jambi, kami mengundang rektor unand(universitas Andalas), acara di adakan di Gor, pokokna acaranya asik... ada game, presentasi dari rektor unand gmna cara masuk universitas andalas, ada bedah kampus....n banyak lagi... acaranya di adakan bulan januari loe..tunggu aja informasi selanjutnya

Rabu, 12 November 2008

kuantitatif ayam kampung

KARAKTERISTIK KUANTITATIF AYAM KAMPUNG DI KECAMATAN JAMBI TIMUR KOTA JAMBI

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebutuhan terhadap ayam Kampung semakin meningkat selain untuk memenuhi kebutuhan protein hewani juga disebabkan karena kepercayaan masyarakat terhadap daging ayam kampung yang lebih alami dibandingkan dengan ayam jenis lainnya. Akan tetapi peningkatan kebutuhan terhadap ayam kampung ini tidak diimbangi dengan jumlah populasi ayam kampung pada masing-masing daerah di Indonesia. Kurangnya perhatian terhadap ayam kampung merupakan salah satu faktor penyebab populasi ayam kampung semakin menurun.

Jika dibandingkan dengan ternak lain, ayam kampung memiliki kelebihan yang cukup banyak, ayam kampung pemeliharaannya mudah atau sederhana dan biaya yang dikeluarkan murah. Selain itu ayam kampung mempunyai daya tahan tubuh yang tinggi terhadap penyakit jika dibandingkan dengan ayam ras. Pemasaran ayam kampung cukup mudah, masyarakat Indonesia rata-rata lebih menyukai daging ayam Kampung dibanding daging ayam ras, harga jual ayam Kampung lebih tinggi dari pada ayam ras begitu juga harga telurnya

Keragaman ukuran tubuh hewan disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan. Ukuran tubuh ayam yang penting untuk diamati dan dapat dijadikan penentu karakteristik antara lain adalah bobot badan, panjang tarsometatarsus, panjang tibia, panjang femur, tinggi jengger, dan jarak tulang pubis untuk ayam betina.

Perumusan Masalah

Bagaimanakah ukuran dan keragaman karakter kuantitatif (panjang tarsometatarsus atau tulang kaki, panjang tibia, panjang femur, jarak tulang pubis, panjang sayap, panjang jari ketiga, bobot telur, panjang taji dan bobot badan) ayam Kampung di Kecamatan Jambi Timur.

Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data dasar mengenai penampilan kuantitatif berupa ukuran-ukuran tubuh ayam kampung. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang ayam kampung sehingga dapat digunakan untuk program pengembangan dan pemurnian plasma nutfah ayam kampung. Disamping itu juga diharapkan berguna untuk usaha peningkatan mutu genetic ayam kampung melalui seleksi dan perkawinan.

TINJAUAN PUSTAKA

Hutt (1949) berpendapat bahwa ayam-ayam piara berasal dari lebih dari satu spesies ayam hutan, tetapi ayam hutan merah merupakan moyang sebagian besar ayam piara yang ada sekarang. Selanjutnya Suharno (1996) menyatakan bahwa nenek moyang ayam adalah ayam hutan (genus Gallus) yang terdiri dari Gallus gallus atau Gallus bankiva, Gallus sonnerati, Gallus lafayetti dan Gallus varius.

Ayam lokal Indonesia merupakan hasil domestikasi ayam hutan merah (Gallus gallus) dan ayam hutan hijau (Gallus varius). Ayam hutan merah di Indonesia ada dua macam yaitu ayam hutan merah Sumatera (Gallus gallus gallus) dan ayam hutan merah Jawa (Gallus gallus javanicus). Hasil domestikasi ini secara umum disebut ayam buras. Ayam-ayam buras yang sekarang ini telah tersebar di berbagai wilayah Indonesia telah menjadi ayam-ayam buras dengan morfologi yang beraneka ragam (Mansjoer, Waluyo dan Priyono, 1993).

Martojo (1992) dan Warwick, Astuti, dan Hardjosubroto (1995) menjelaskan bahwa sifat kuantitatif dipengaruhi oleh sejumlah besar pasang gen, yang masing-masing dapat berperan secara aditif, dominant dan epistatik dan bersama-sama dengan pengaruh lingkungan (non-genetik), dan tidak dapat dibedakan dengan jelas.

Nozawa (1980) melaporkan bahwa keragaman ukuran tubuh hewan disebabkan oleh factor genetik dan lingkungan. Ukuran tubuh ayam yang menentukan karakteristik antara lain : bobot badan, panjang bagian-bagian kaki (tarsometatarsus), jarak tulang pubis (tulang panggul) untuk ayam betina, panjang tulang kering (tibia), panjang tulang paha (femur) dan tinggi jengger.

Rasyaf (1987) mengemukakan bahwa ada tiga sistem pemeliharaan ayam Kampung di Indonesia yaitu system ekstensif, semi intensif, dan intensif. Pemeliharaan secara intensif dilakukan dengan empat prinsif, yaitu kandang sehat, pakan teratur, vaksinasi berkala dan biosekuriti.

Soedirdjoatmodjo (1984) menyatakan bahwa pemeliharaan ayam kampung di Indonesia sebagian besar dilakukan secara tradisional atau ekstensif, dimana ayam dibiarkan lepas berkeliaran di halaman, makan dengan memanfaatkan sisa dapur dan apa yang ada dipekarangan rumah serta diberikan dedak dan sedikit butiran, sehingga produksinya masih rendah.

MATERI DAN METODA PENELITIAN

Materi Penelitian

Penelitian ini menggunakan sampel ayam kampung sebanyak 120 ekor yang terdiri dari 20 ekor jantan dan 100 ekor betina yang sudah dewasa kelamin. Pada ayam jantan yang diamati adalah ayam yang sudah dewasa kelamin dan mempunyai panjang taji, sedangkan pada ayam betina yang diamati adalah ayam yang sudah bertelur. Pengamatan dilakukan pada peternakan rakyat di Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi.

Alat-alat yang digunakan untuk pengamatan penampilan kuantitatif ayam kampung yaitu timbangan dengan kapasitas lima kilogram (Da peng, Five Goats), pena, kertas dan alat ukur berupa jangka sorong (Rabone, superpolyamid, mm).

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Metoda Survey. Pengambilan sampel dilakukan dengan multistage random sampling, pengukuran dilakukan secara langsung, dimana ayam-ayam tersebut dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin jantan dan betina.

Peubah yang diukur dalam penampilan kuantitatif adalah panjang tarsometatarsus, panjang tibia, panjang femur, jarak tulang pubis, bobot badan, panjang sayap, panjang jari ketiga, bobot telur, panjang taji.

Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dengan menghitung mean (rataan), simpangan baku dan ragam dari populasi sampel. Analisa dilakukan dengan mengelompokkan ayam kampung berdasarkan jenis kelamin jantan dan betina, dengan menggunakan rumus (Sudjana, 1989) :

S =

Dimana = Nilai rata-rata pengamatan atau rata-rata sampel

= Penjumlahan

= Nilai pengamatan ke-i

n = Jumlah Sampel

S = Standar Deviasi

Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari tanggal 2 Mei 2008 sampai 20 Mei 2008.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Rata-rata dan Simpangan Baku Sifat-sifat Kuantitatif Ayam Kampung.

N0

Peubah yang diamati

Rata-rata

N = 20

N = 100

1

Panjang Tarsometatarsus (mm)

87,21 ± 7,62

67,77 ± 7,56

2

Panjang Tibia (mm)

128,79 ±11,12

104,27 ± 9,44

3

Panjang Femur (mm)

106,32 ±10,63

91,67 ± 7,56

4

Jarak antara tulang pubis (mm)

_

43,37 ± 4,36

5

Bobot badan (Kg)

1,73 ± 0,35

1,25 ± 0,21

6

Bobot telur (g)

_

35,56 ± 5,27

7

Panjang Sayap (mm)

166,56 ±14,69

148,26 ± 14,26

8

Panjang jari ketiga (mm)

51,14 ± 3,76

43,34 ± 4,32

9

Panjang taji (mm)

14,56 ± 8,02

-

1. Panjang Tarsometatarsus

Dari Tabel 1 didapatkan rata-rata panjang tarsometatarsus pada ayam Kampung jantan dan betina yaitu 87,21 ± 7,62 mm dan 67,77 ± 7,56 mm.

2. Panjang Tibia

Dari Tabel 1 didapatkan rata-rata panjang tibia pada ayam Kampung jantan dan betina yaitu 128,79 ± 11,12 mm dan 104,27 ± 9,44 mm.

3. Panjang Femur

Dari Tabel 1 didapatkan rata-rata panjang femur pada ayam Kampung jantan dan betina adalah 106,32 ± 10,63 mm dan 91,67 ± 7,56 mm.

4. Jarak Tulang Pubis

Dari Tabel 1 rata-rata jarak tulang pubis pada ayam Kampung betina yaitu 43,37 ± 4,36 mm.

5. Bobot Badan

Dari Tabel 1 didapatkan rata-rata bobot badan pada ayam Kampung jantan dan betina yaitu 1,73 ± 0,35 Kg dan 1,25 ± 0,21 Kg.

6. Bobot Telur

Dari Tabel 1 didapatkan rata-rata bobot telur pada ayam Kampung betina adalah 35,56 ± 5,27 gr.

7. Panjang Sayap

Dari Tabel 1 rata-rata panjang sayap pada ayam Kampung jantan dan betina yaitu 166,56 ± 14,69 mm dan 148,26 ± 14,26 mm..

8. Panjang Jari Ketiga

Dari Tabel 1 rata-rata panjang jari ketiga pada ayam Kampung jantan dan betina yaitu 51,14 ± 3,76 mm dan 43,34 ± 4,32 mm.

9. Panjang Taji

Dari Tabel 2 didapatkan rata-rata panjang taji pada ayam Kampung jantan yaitu 14,56 ± 8,02 mm.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Karakteristik kuantitatif ayam Kampung jantan dan betina masih bervariasi

2. Keragaman sifat kuantitatif pada ayam Kampung jantan dan betina yang paling tinggi adalah panjang sayap.

Saran

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa karakteristik kuantitatif ayam Kampung masih beragam terutama pada panjang sayap. Untuk itu penulis menyarankan dalam program pemuliaan ayam Kampung salah satunya dapat dilakukan dengan program seleksi.

DAFTAR PUSTAKA

Hutt, F.B. 1949. Genetics of the Fowl. McGraw-Hill Book Company, Inc. New York, Toronto, London.

Mansjoer, S.S., S.P. Waluyo dan S.N. Priyono. 1993. Perkembangan berbagai jenis ayam asli Indonesia. Fakultas Peternakan IPB, Bogor.

Martojo, H. 1992. Peningkatan mutu genetik ternak. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Bioteknologi IPB, Bogor.

Nozawa, K. 1980. Phylogenetic Studies on Native Domestic an Animal in East and Shoutheast Asia. Tropical Agriculture Research Center, Japan IV : 23-43.

Rasyaf, M. 1987. Beternak Ayam Kampung. Penerbit penebar swadaya, Jakarta.

Soedirdjoadmodjo. 1984. Beternak Ayam Kampung sebagai Usaha. Percetakan B.P.Karya Bani, Jakarta.

Sudjana, M.A. 1989. Metoda Statistika . Penerbit Tarsito, Bandung.

Suharno, B. 1996. Agribisnis Ayam Buras. Penebar Swadaya, Jakarta.

Warwick, E.J., J.M, Astuti dan W. Hardjosubroto. 1995. Pemuliaan Ternak Fakultas Peternakan. UGM, Yogyakarta.